• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
Senin, Agustus 8, 2022
KILAS BANDUNG
  • Home
  • Kilas Bandung
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Wisata
  • Sosialita
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips
No Result
View All Result
  • Home
  • Kilas Bandung
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Wisata
  • Sosialita
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips
No Result
View All Result
KILAS BANDUNG
Home Nasional

Covid-19 dan Reruntuhan Ancam Penyintas Gempa

by redaksi
25 Januari 2021
in Nasional
0
Hujan Deras Rendam Kamp Pengungsi Suriah, Seorang Anak Meninggal

Seorang penyintas di Lapangan Tembak Jalan Padang Baka, Mamuju sedang menjalankan ibadah salat. Tempat ini merupakan pengungsian yang menjadi tempat berbagai aktivitas banyak jiwa. (Kredit foto : ACTNews)

0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Kilasbandung.com, MAMUJU – Suasana penuh sesak sangat terasa di salah satu titik pengungsian yang cukup banyak menampung penyintas gempa Sulawesi Barat di Lapangan Tembak Jendral M. Yusuf, Jalan Padang Baka, Kelurahan Rimuku, Mamuju. Sebagian pengungsi ada yang mendirikan tenda terpal, tapi ada juga pengungsi yang menempati bangunan di lapangan tersebut walau tanpa dinding dan sekat serta dihuni oleh banyak keluarga. Tempat ini terpaksa menjadi hunian karena warga mengaku rumahnya mengalami kerusakan dan masih takut gempa susulan.

Salah satu penyintas yang tinggal di bangunan Lapangan Tembak di Padang Baka ialah Sumtik dan keluarga. Sejak Jumat (15/1/2021) dini hari atau ketika gempa M6,2 terjadi, ia segera menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman dan tinggi. Hanya membawa baju yang dikenakan, Sumtik hingga kini masih bertahan di pengungsian. Rumahnya tak seluruhnya roboh, namun di beberapa sisi mengalami keretakan yang jika tidak segera direnovasi, maka akan mudah runtuh dan menjadi ancaman baginya dan keluarga.

Baca Juga:  Urgensi Pemenuhan Pangan di Lokasi Bencana dan Terdampak Pandemi

“Rumah saya retak-retak, kalau ada gempa susulan takut runtuh semuanya. Jadi sekarang di sini saja dulu (pengungsian), tidak tahu sampai kapan,” ungkap Sumtik, Jumat (22/1/20210).

Di satu bangunan lapangan tembak, tidak keluarga Sumtik saja yang menempati. Akan tetapi ada sekitar 12 keluarga lain dengan total jiwa lebih kurang 33. Mereka tinggal dalam satu bangunan tanpa sekat, barang milik pribadi pun bercampur begitu saja. Hal ini cukup miris dilihat karena bencana alam di Sulbar juga bertepatan dengan Covid-19 yang sedang mewabah di Indonesia.

BACAJUGA

Indonesia Targets to Reduce Plastic Waste Up to 70 Percent by 2025

Penghafal Al-Qur’an di Cianjur Tidak Pernah Menyantap Daging

ACT Pertanyakan Keputusan Pencabutan Izin dari Kemensos

Permasalahan Telah Berlalu, ACT: Kami Sudah Berbenah

Bolehkah Berkurban dengan Berutang?

Ketika ditanyakan rasa khawatirnya pada pandemi, Sumtik mengaku takut. Akan tetapi, tidak ada pilihan lain baginya. Jika pun ingin mendirikan tenda sendiri yang ditempati hanya keluarganya saja, Sumtik tidak memiliki terpal. Dan jika harus kembali ke rumah, tempat tinggalnya tersebut terancam roboh dan terancam jiwanya oleh reruntuhan.

Baca Juga:  Layarkan Kapal Kemanusiaan, Bantu Saudara Terdampak Gempa Sulbar

Selain Sumtik, hal serupa juga dirasakan oleh ribuan penyintas gempa Sulbar yang tersebar di Mamuju dan Majene. Hingga satu pekan pascagempa, mereka masih tinggal di pengungsian dengan keadaan yang cukup memprihatinkan. Dari pengamatan tim ACTNews, penerapan protokol kesehatan sangat minim di pengungsian. Selain masih jarang ada bantuan masker atau cairan pembersih tangan, fasilitas air pun masih minim. Padahal, terdapat anjuran untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir demi mencegah penularan virus.

Terdapat penyintas reaktif

Di Mamuju, salah satu dari dua rumah sakit yang masih beroperasi pascagempa ialah RSUD Provinsi Sulawesi Barat. Di hari ketiga pascagempa, ACTNews sempat menemui Wahyudin dari Bagian Informasi Penanganan Gempa RSUD Regional. Ia mengatakan bahwa, sebelum mendapatkan pelayanan medis dari RS, setiap pasien harus menjalani tes cepat antigen, termasuk korban gempa. Hasilnya, tak sedikit korban gempa, baik yang datang langsung dari rumah mereka atau sempat tinggal di pengungsian, yang hasil tes cepatnya menunjukkan hasil reaktif. Penanganan khusus pun dilakukan demi menjaga pasien, petugas medis hingga masyarakat luas dari serangan virus mematikan tersebut.

Baca Juga:  Kapal Kemanusiaan Berlabuh di Sulawesi Barat

“Nantinya, pasien yang dinyatakan reaktif dan negatif akan mendapatkan penanganan dan pemisahan lokasi perawatan,” jelasnya, Ahad (17/1/2021). [Sumber : news.act.id]

Tags: Gempa MajeneGempa MamujuGempa Sulawesi Barat
redaksi

redaksi

Related Posts

Indonesia Targets to Reduce Plastic Waste Up to 70 Percent by 2025
Nasional

Indonesia Targets to Reduce Plastic Waste Up to 70 Percent by 2025

19 Juli 2022
Penghafal Al-Qur’an di Cianjur Tidak Pernah Menyantap Daging
Nasional

Penghafal Al-Qur’an di Cianjur Tidak Pernah Menyantap Daging

8 Juli 2022
ACT Pertanyakan Keputusan Pencabutan Izin dari Kemensos
Nasional

ACT Pertanyakan Keputusan Pencabutan Izin dari Kemensos

6 Juli 2022
Permasalahan Telah Berlalu, ACT: Kami Sudah Berbenah
Nasional

Permasalahan Telah Berlalu, ACT: Kami Sudah Berbenah

5 Juli 2022
Next Post
Humanity Medical Services Layani Kesehatan Penyintas Gempa Sulbar

Humanity Medical Services Layani Kesehatan Penyintas Gempa Sulbar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular News

  • snmptn unpad 2021

    Ingin Kuliah di Bandung? Ini Nilai Rata-rata Rapor SNMPTN Unpad

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Soju Halal Atau Haram? | Begini Faktanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Satukan Solidaritas! Dukung Perjuangan Muslimah India untuk Keadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sedekah Subuh | Keutamaan dan Tata Cara Lengkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dusun Bambu, Objek Wisata Alam Terfavorit di Kawasan Lembang, Bandung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hidden Gem di Bandung, Cocok untuk Libur Lebaran 2022

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keutamaan Membaca Al-Qur’an di Bulan Ramadan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
KILAS BANDUNG

© 2020 Kilas Bandung

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Kilas Bandung
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Wisata
  • Sosialita
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips

© 2020 Kilas Bandung