kilasbandung.com, JAKARTA – Di situasi yang sedang tak menentu seperti sekarang ini, terlebih Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat membawa masyarakat mengalami dilema. Di satu sisi, masyarakat mesti menjaga kesehatan mereka agar tak terinfeksi Covid-19. Sementara di sisi lain, mereka harus mempertahankan ekonomi keluarga agar dapat terus berjalan di tengah minimnya kegiatan masyarakat.
Berangkat dari kondisi tersebut, Global Wakaf-ACT terus berikhtiar untuk membantu para pejuang ekonomi melalui sejumlah program pemberdayaan ekonomi melalui Wakaf Modal Produktif. Program yang berjalan sejak tahun 2020 lalu ini, telah memberdayakan hampir 10 ribu penerima manfaat di seluruh Indonesia per Senin (12/7/2021) kemarin.
“Ada tiga program yang kami jalankan di bawah paying program Wakaf Modal Produktif. Yakni Wakaf UMKM yang telah memberdayakan 3,7 ribu orang, lalu Sedekah Modal Usaha dengan total lebih dari 5 ribu penerima manfaat, dan Wakaf Usaha Produktif berupa aset usaha yang menyapa lebih dari seratus pelaku usaha,” kata Budi Sulistyo sebagai Manajer Wakaf Modal Produktif.
Dalam program ini, Global Wakaf-ACT tak hanya memberikan modal, namun juga akan terus mendorong perkembangan para pelaku usaha melalui pendampingan. “Misalnya melalui program Wakaf UMKM, ada 158 pendamping yang membantu pembinaan. Selain itu, kita juga dibantu oleh 89 cabang ACT yang tersebar di berbagai provinsi,” terang Budi.
Sejumlah mitra juga terdorong untuk membantu berjalannya program ini. Hingga kini, masih ada sembilan mitra yang berkolaborasi dalam Wakaf Modal Produktif, baik dalam program yang sudah terimplementasi, maupun sedang dalam proses. Para penerima manfaat pun, merasa terbantu dengan adanya Wakaf UMKM.
Ngatinem salah satu penerima modal yang kini berjuang selepas suaminya terkena PHK. Keras perjuangan ibu asal Cimahi ini menjalani usaha produksi donat dan kerupuk hingga sempat tertipu seorang pemesan barangnya tanpa membayar. Tetapi hal tersebut tak menyurutkan semangat Ngatinem.
“Untuk saat ini ingin punya gerobak agar bisa nganter ke warung-warung. Sekarang penggorengan juga masih di rumah saudara karena di rumah tidak memungkinkan, sempit. Harapannya dengan pinjaman modal ini dapat meningkatkan penghasilan ke depan dan ingin lebih banyak memberdayakan tetangga sekitar,” jelas Ngatinem. []