kilasbandung.com, GAZA – Pascaserangan Israel pada bulan Mei lalu, pangan menjadi kebutuhan darurat bagi penduduk Palestina di Gaza. Dampak yang ditimbulkan dari serangan yang dilakukan oleh Israel menyebabkan hancurnya pabrik-pabrik makanan yang membuat warga Gaza dikepung ancaman kelaparan. Kondisi kehidupan yang sulit, membuat mayoritas warga hanya mampu mengandalkan bantuan kemanusiaan untuk memperoleh makanan.
Hal ini sejatinya telah berlangsung lama. Berdasarkan data yang dihimpun Global Humanity Response-ACT, 50 persen warga Gaza bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhanan pangan sehari-hari. Jika tidak ada bantuan, mereka hanya mampu mengonsumsi makanan yang tidak layak.
Atas kondisi tersebut, Aksi Cepat Tanggap (ACT) berikhtiar memenuhi kebutuhan pangan penduduk Palestina melalui layanan makan gratis Humanity Food Truck. Saat ini tengah dipersiapkan dua unit truk berdapur tambahan untuk menunjang kebutuhan pangan di negara yang pernah menjadi tempat kiblat pertama umat Islam tersebut.
“Proses pengerjaan kabin dua unit truk dengan alat dapur lengkap ini sedang disiapkan. Selanjutnya akan dilakukan pengerjaan yang lain untuk menyempurnakan,” ungkap Tahany Ahmed Qasim, Kepala Cabang ACT Palestina.
Nantinya, dua unit armada berdapur ini akan menemani Humanity Food Truck yang sudah terlebih dahulu mengemban misi kemanusiaan di Palestina. Dengan bertambahnya unit, maka jumlah porsi yang akan tersaji pun akan semakin banyak.
“Kami sampaikan apresiasi tak terhingga untuk dukungan luar biasa masyarakat Indonesia untuk warga Gaza. Sampai saat ini warga Gaza masih berada dalam kesulitan akibat tingginya angka kemiskinan, pengangguran, dan juga ancaman krisis pangan. Semoga Allah membalas kalian dengan kebaikan,” pungkas Tahany.[]