kilasbandung.com, KOTA DEPOK – Spanduk bertuliskan “Beli 1 Gratis 1” di sisi perempatan Jalan Saidan, Depok, Jawa Barat, menarik perhatian banyak masyarakat. Tulisan itu dipasang tepat di samping gerobak penjual martabak manis dan telur “Adip Jaya”.
Saat ACTNews menghampiri, seorang laki-laki tampak sibuk membolak-balikkan martabak telur di sebuah wajan besar, Jumat (10/9/2021) sore. Ia Sahudi (35), pemilik usaha ini. Sahudi menuturkan telah menggeluti usaha martabak sejak 1999. Awalnya Sahudi menjadi seorang karyawan di sebuah kios martabak milik temannya, namun setelah memiliki modal yang cukup ia langsung memutuskan membuka usaha martabak sendiri.
“Selama PPKM penghasilan terpengaruh luar biasa Mas. Enggak sepi-sepi banget sih, ya istilahnya enggak stabil. Pernah juga enggak habis, adonan langsung dibuang karena hanya bisa tahan sehari,” ungkap Sahudi, yang sudah membuka usaha sejak pukul 09.00 pagi.
Namun, kini setelah penghasilannya bisa cukup membaik, harga bahan baku naik. Hal yang luar biasa, Sahudi malah malah membuat program “Beli 1 Gratis 1” martabaknya setiap Jumat. Sedekah ini sudah ia jalankan selama tiga bulan.
Jadi, ketika pembeli memesan menu apa pun baik martabak manis dan telur, mereka berhak menerima satu porsi martabak kacang cokelat seharga Rp22 ribu secara cuma-cuma. “Ini jalan sedekah ya Mas, kita berbagi walaupun duit pas-pasan. Bismillah ini sudah saya niatkan,” kata perantau asal Tegal ini.
Ia mengungkapkan, setiap Jumat bisa mencapai 150 porsi martabak kacang cokelat (setara Rp 3,3 juta) dibagikan gratis kepada pembeli, baik yang memesan secara langsung maupun lewat aplikasi daring. “Kita enggak mikir ke sana ya, itu kan hitungan manusia, kalau hitungan Allah lain lagi. Insyaallah saya enggak takut kekurangan (rezeki),” jelasnya.
Sebelum memutuskan sedekah lewat martabak “Beli 1 Gratis 1”, Sahudi membagikan kupon martabak yang mana pembeli bisa mendapatkan seporsi martabak, jika telah membeli 10 porsi. Namun, kini sedekah “Beli 1 Gratis 1” baginya memiliki keberkahan tersendiri, apalagi melihat senyum semringah para pembeli yang tidak bisa diukur dalam nominal uang semata.[]
