kilasbandung.com, TEPI BARAT – Sudah tak asing lagi jika mendengar kabar bahwa zionis Israel melakukan aksi semena-mena terhadap warga Palestina. Tak pandang bulu, kesewenang-wenangan ini juga diberikan kepada para pelajar Palestina. Mereka kerap kali ditangkap tanpa alasan.
Sejak awal tahun ajaran baru yang dimulai pada September, serangan angkatan bersenjata Israel kepada para siswa Palestina dilaporkan meningkat. Sejumlah 15 siswa ditangkap. Beberapa dari mereka ditahan beberapa hari di dalam jeruji.
Al-Sawiya atau Al-Lubban, salah satu sekolah Palestina tertua di Nablus, Tepi Barat, merupakan salah satu sekolah yang mendapatkan serangan Israel.
Serangan yang diberikan terhadap pelajar di sekolah tersebut semakin meningkat seiring adanya pembangunan jalan menuju pemukiman ilegal Israel di daerah tersebut.
Dua tentara Israel selalu berdiri di depan gerbang sekolah dengan senapan mereka. Sementara ada puluhan tentara berbaris di trotoar jalan raya yang merupakan satu-satunya jalan menuju sekolah.
Ini adalah kenyataan yang harus dihadapi oleh 420 siswa Palestina di sekolah tersebut setiap harinya. Anak-anak sekolah sering ditahan, ditangkap, dianiaya dan diintimidasi.
Sementara sekolah mereka tak jarang digerebek oleh tentara, diserang dengan bom gas air mata, atau bahkan ditutup total.
Salah satu siswa Sekolah Al-Sawiya, Jaafar Fadi Balouta (13) menceritakan ia selalu berjalan cepat ketika hendak pergi ke sekolahnya. Ia takut karena tentara Israel selalu berada di sepanjang jalan.
“Kami melewati jalan ini setiap hari, penuh dengan tentara, dan tidak ada alternatif lain yang bisa saya ambil. Tentara menuduh kami melempar batu, dan mereka ada di sekitar area ini pada pagi hari hingga ketika kami meninggalkan sekolah.” kata Balouta.
Balouta, yang bercita-cita menjadi seorang insinyur ini khawatir jika suatu saat para tentara akan membubarkan sekolahnya.
“Saya sering berpikir bahwa mereka mungkin menutup sekolah kami dan menghalangi saya dan siswa lainnya untuk melanjutkan studi kami dan mencapai impian kami,” tambahnya.
Sementara itu, Yasser Ghazi selaku kepala sekolah mengatakan bahwa selama tiga tahun terakhir, khususnya tahun ini, frekuensi serangan terhadap sekolahnya telah meningkat tajam.
Hampir setiap hari, Ghazi menyebut selalu ada intimidasi dari tentara Israel terhadap siswa maupun staf pengajar.
Ghazi menceritakan bahwa tentara menargetkan siswa yang berusia 12-14 tahun untuk ditangkap. Seringkali para tentara menolak untuk membebaskan para siswa sampai pihak keluarga siswa membayar denda yang besar.
Salurkan sedekah terbaikmu di sini