Kilasbandung.com – Wawancara kerja menjadi momen yang harus dilalui ketika ingin mendapat suatu pekerjaan. Setiap pelamar kerja sebaiknya harus benar-benar memperhatikan sikap dan tutur kata ketika sedang wawancara kerja bersama tim perekrut.
Hal ini dilakukan agar dapat memberikan kesan pertama yang baik dan akhirnya berhasil diterima kerja di perusahaan yang diimpikan. Oleh karena itu, penting untuk membangun rapport selama proses wawancara kerja ini.
Dilansir Psychology Today, menurut Aldo Civico, Ph.D., seorang negotiator, tanpa membangun yang namanya rapport, tidak akan ada orang yang tertarik dengan apa yang kamu sampaikan. Kecil kemungkinan kamu bisa membujuk maupun mempengaruhi orang lain tanpa rapport. Mengingat pentingnya rapport, terutama ketika wawancara kerja.
Ini dia 5 cara membangun rapport selama interview!
1. Berpakaian dengan rapi dan sopan
Sebelum wawancara dimulai, entah itu online maupun offline, pastikan kamu telah berpakaian yang rapi dan sopan, sesuai dengan perusahaan yang kamu lamar. Hal ini akan membuat kamu terlihat lebih tulus dan benar-benar mau bekerja di sana.
Penting pula untuk datang dan bersiap lebih awal sebelum jadwal wawancara. Pastikan kamu sudah mencari tau dulu informasi seputar calon perusahaanmu itu. Lebih mudah membangun rapport dengan mereka yang memiliki kesamaan dengan kamu. Selain itu, dengan mengetahui informasi mengenai perusahaan tersebut, kamu akan terlihat antusias dan dengan demikian akan menjadi nilai tambah kamu.
2. Coba ikuti body language pewawancara
Selama wawancara berlangsung, jika memungkinkan, coba ikuti body language dari interviewer kamu. Dengan begitu, kamu akan terlihat lebih engage dengan pewawancara kamu. Kalau interviewer kamu suka menggunakan tangannya ketika menjelaskan, mungkin kamu bisa coba ikuti dengan menambah gestur tangan ketika menjawab pertanyaannya. Tapi jangan sampai terlalu berlebihan, nanti kesannya kamu sedang mengolok-olok mereka.
Dilansir Psychology Today, menurut Aldo Civico, Ph.D., salah satu metode paling ampuh dalam membangun rapport adalah dengan menyamakan dan mengikuti perilaku dan body language-mu dari lawan bicara. Dengan demikian, pewawancara akan bisa merasa lebih terkoneksi dengan kamu dan komunikasi bisa berjalan lebih baik.
3. Dengarkan dengan saksama setiap perkataannya
Jadilah orang yang ramah dan tulus. Dengarkan setiap pertanyaan dan perkataan yang dilontarkan pewawancara sehingga kamu terlihat bersungguh-sungguh. Kamu bisa menggunakan body language seperti menganggukkan kepalamu selama mendengarkan apa yang mereka katakan.
Ketika menjawab pertanyaan, coba ulangi kembali pernyataan yang sebelumnya digunakan interviewer. Hal ini membuat kamu terlihat bahwa kamu selama ini memang mendengarkan dan memahami apa yang dikatakan mereka. Ulangi ucapan mereka dan tambahkan jawabanmu setelahnya. Dengan demikian, mereka akan merasa kamu setuju dengan apa yang mereka sampaikan.
4. Sebisa mungkin jangan bicarakan topik-topik sensitif
Selama masih memungkinkan, jangan bicarakan topik-topik yang sifatnya sensitif. Topik-topik seperti agama maupun politik bisa membuat wawancara menjadi canggung, bahkan bisa membuat interviewer tersinggung. Kesan kamu di mata interviewer jadi gak lagi baik.
Usahakan untuk hanya membicarakan topik yang berhubungan dengan industri pekerjaan yang kamu lamar atau perusahaan. Jangan menyinggung hal-hal yang sekiranya sensitif, kecuali jika memang pewawancaralah yang menanyakan dahulu.
5. Lakukan follow up setelah wawancara
Setelah wawancara berakhir, bukan berarti tugasmu juga selesai. Kamu perlu melakukan follow up supaya nama kamu memberikan kesan yang baik. Coba berterima kasih melalui surel maupun chat. Jangan terlalu berlebihan, cukup ungkapkan kamu merasa bersyukur untuk kesempatan wawancara yang diberikan.
Dengan demikian, kamu sedang menunjukkan kalau kamu memang menikmati pertemuan wawancara tadi dan benar-benar antusias untuk bekerja di perusahaan tersebut. Kamu membuktikan bahwa kamu memang cocok untuk pekerjaan tersebut dan kamu punya kemampuan yang memadai untuknya.