• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
Kamis, Agustus 18, 2022
KILAS BANDUNG
  • Home
  • Kilas Bandung
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Wisata
  • Sosialita
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips
No Result
View All Result
  • Home
  • Kilas Bandung
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Wisata
  • Sosialita
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips
No Result
View All Result
KILAS BANDUNG
Home Ekonomi

Santani: Bekerjanya Santri, Berdayanya Tani

by redaksi
30 Januari 2021
in Ekonomi
0
Santani: Bekerjanya Santri, Berdayanya Tani

Para santri sedang bekerja di lahan pembibitan Santani Pondok Pesantren Riyadlul Jannah. (Kredit : ACTNews)

0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Kilasbandung.com, MOJOKERTO – Para santri Pondok Pesantren Riyadlul Jannah sudah mengganti sarung, baju gamis, dan pecinya selepas subuh. Dengan kaos dan celana panjang, mereka memulai apel pagi itu yang dipimpin oleh pengasuh pondok KH. Mahfudz Syaubari, setelahnya masing-masing menggendong penyemprot pestisida yang telah tersedia di salah satu sudut pondok dan berangsur ke sawah.

Sementara yang lain berada di lahan yang sudah ditanami di Mojokerto, sebagian lagi sibuk di lahan pembibitan di Desa Rejeni, Kecamatan Krembung, Sidoarjo, Jawa Timur. Para santri ini adalah Santri Taruna Tani (Santani), sebuah program dari Gerakan Masyarakat Pesantren untuk Ketahanan Pangan Indonesia (Gema Petani) – Yayasan Penguatan Peran Pesantren Indonesia (YP3I).

Santani terbentuk karena tujuan dari Gema Petani sendiri yang ingin memberdayakan masyarakat melalui pertanian dengan cara meningkatkan produktivitas pertaniannya. Untuk itu mereka bekerja sama juga dengan para tenaga ahli di bidangnya yang memiliki cara-cara tertentu untuk menunjang produktivitas tani.

Baca Juga:  3 Keutamaan dan Manfaat Wakaf 

“Santri di sini bukan berarti kecil sekali artinya dalam artian santri yang masih terikat dengan peraturan pondok, santri yang terikat kurikulum. Tapi semua orang yang terlibat entah itu jemaah, simpatisan, atau mungkin lulusan. Bahkan seperti saya kan sudah tidak belajar lagi di pondok karena sudah selesai. Tapi tetap statusnya sebagai santri. Selamanya santri,” ujar Abdul Azis (28) Ketua Santani sekaligus alumni di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah pada Sabtu (30/1/2021) kemarin.

BACAJUGA

Syarat Zakat Mal Menjadi Wajib

Zakat Penghasilan dari Warung Kelontong

Kenapa Sebaiknya Berzakat melalui Lembaga Amil Zakat?

8 Golongan Orang yang Berhak Menerima Zakat

5 Peluang Usaha Minim Modal di Tahun 2022

Para santri bersama Azis berfoto bersama di depan lahan pembibitan. (Sumber : ACTNews)

Jauh sebelum program Santani hadir, Azis telah belajar bertani di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah sejak tahun 2005. Kala itu ia yang masih berumur sekitar 10 tahun belum membawa ilmu bertani sama sekali ketika berangkat dari kampung halamannya di Pontianak, Kalimantan Barat.

Baca Juga:  Belum Berhasil di Ibu Kota, Syamsuri Pilih Kembali Bertani

“Bagi saya ini anugerah dalam artian oke, tujuannya saya dari awal untuk belajar. Tapi belajar itu luas, dan ilmu itupun banyak. Mungkin yang ada di kelas itu hanya 10% dari ilmu yang tidak tertulis yang ada di alam. Bersyukur dan saya selalu bilang ke santri, justru ini pelajaran paling besar dalam hidup kita. Toh, kalau belajar di kelas 1-2 jam cukup, waktu 1 hari itu 24 jam, dikurangi 4 jam saja masih sisa sekian banyak,” ujar Azis.

Selain menjaga produktivitas, para Santani juga wajib memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar mengenai inovasi-inovasi pertanian yang mereka lakukan. Azis memperkirakan lahan-lahan yang digarap Santani kini sudah tersebar sekira seluas 80 hingga 90 hektare di Jawa Timur, dengan ratusan anggota yang terlibat.

Global Wakaf – ACT sendiri kini bekerja sama dengan Gema Petani – YP3I untuk penguatan peran pertanian melalui program Wakaf Pangan Produktif. Santani menjadi salah satu program yang didukung dalam hal ini dan menurut Azis, ini merupakan langkah yang positif. Terutama karena para petani terjerat oleh pemodal-pemodal besar yang di saat bersamaan menjebak petani.

Baca Juga:  Lepas Bantuan untuk Masyarakat dari Global Wakaf ACT-YP3I, Gubernur Jatim: Terima Kasih Telah Memberikan Optimisme

“Dengan adanya program dari Gema Petani – YP3I dan Global Wakaf – ACT ini bisa memutus mata rantai monopoli, khususnya dalam pertanian. Contohnya ada sebuah kerja sama, hanya dikasih bibit saja bisa mengunci petani untuk menjual hasil produksinya ke pasar lain. Harusnya di tempat lain dapat Rp700 per kilogram, hanya dikasih bibit saja terkunci dibeli oleh pemberi bibit dengan harga Rp500. Jarak Rp200 dikalikan sekian banyak sudah dapat berapa? Jadi dengan adanya program ini produktivitas ditingkatkan, bagi hasil juga adil, sangat-sangat membantu sekali,” pungkas Azis. [Sumber : news.act.id]

Tags: Gema PetaniPesantrenSantaniWakaf Pangan Produktifyp3i
redaksi

redaksi

Related Posts

Syarat Zakat Mal Menjadi Wajib
Ekonomi

Syarat Zakat Mal Menjadi Wajib

2 Mei 2022
Zakat Penghasilan dari Warung Kelontong
Ekonomi

Zakat Penghasilan dari Warung Kelontong

9 April 2022
Kenapa Sebaiknya Berzakat melalui Lembaga Amil Zakat?
Ekonomi

Kenapa Sebaiknya Berzakat melalui Lembaga Amil Zakat?

11 April 2022
salah satu golongan mustahik adalah
Ekonomi

8 Golongan Orang yang Berhak Menerima Zakat

5 Januari 2022
Next Post
Santani: Bekerjanya Santri, Berdayanya Tani

10 Kota Dermawan Indonesia Selama Pandemi, Apakah Kotamu Termasuk?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular News

  • snmptn unpad 2021

    Ingin Kuliah di Bandung? Ini Nilai Rata-rata Rapor SNMPTN Unpad

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Soju Halal Atau Haram? | Begini Faktanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Satukan Solidaritas! Dukung Perjuangan Muslimah India untuk Keadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sedekah Subuh | Keutamaan dan Tata Cara Lengkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dusun Bambu, Objek Wisata Alam Terfavorit di Kawasan Lembang, Bandung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hidden Gem di Bandung, Cocok untuk Libur Lebaran 2022

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keutamaan Membaca Al-Qur’an di Bulan Ramadan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
KILAS BANDUNG

© 2020 Kilas Bandung

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Kilas Bandung
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Wisata
  • Sosialita
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips

© 2020 Kilas Bandung