• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
Senin, Agustus 8, 2022
KILAS BANDUNG
  • Home
  • Kilas Bandung
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Wisata
  • Sosialita
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips
No Result
View All Result
  • Home
  • Kilas Bandung
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Wisata
  • Sosialita
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips
No Result
View All Result
KILAS BANDUNG
Home Nasional

Sepuluh Tahun Supartini Menenteng Dagangan Keliling Kampung

by redaksi
23 Februari 2021
in Nasional
0
Sepuluh Tahun Supartini Menenteng Dagangan Keliling Kampung

Supartini saat membawa Gerobak Wakaf ke rumahnya setelah serah terima dari Global Wakaf-ACT. (Kredit foto : ACTNews)

0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Kilasbandung.com, JAKARTA SELATAN – Terhitung 10 tahun sudah Supartini (40) berprofesi sebagai pedagang makanan matang di Ibu Kota. Lauk matang serta kue basah menjadi dagangan utama. Setiap hari ia keliling perkampungan Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan dengan berjalan kaki. Saat kakinya menapak setiap langkah ke rumah-rumah warga, tangan kiri dan kanan Supartini harus kuat membawa dagangan.

Dalam sehari, Supartini berjualan dalam dua waktu, yaitu saat menjalang siang serta ketika petang. Jumlah dagangan dalam sekali jualan pun tak banyak. Dari jualan tersebut, Supartini mampu mendapat pendapatan kotor sekitar Rp300 ribu per harinya.

“Kalau jualan paling satu jam habis, karena memang jumlahnya enggak banyak. Susah kalau bawa banyak dagangan, kan saya tenteng,” tutur Supartini, Jumat (19/2/2021).

Baca Juga:  Solidaritas Terus Mengalir untuk KRI Nanggala-402

Suami Supartini, Eko Budi Widiono, merupakan seorang kuli bangunan. Tak setiap saat ada pekerjaan, sehingga penghasilan yang didapatkan pun tak menentu. Apalagi di saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, Supartini mengatakan, jarang ada yang menggunakan tenaga sang suami untuk bekerja bangunan.

BACAJUGA

Indonesia Targets to Reduce Plastic Waste Up to 70 Percent by 2025

Penghafal Al-Qur’an di Cianjur Tidak Pernah Menyantap Daging

ACT Pertanyakan Keputusan Pencabutan Izin dari Kemensos

Permasalahan Telah Berlalu, ACT: Kami Sudah Berbenah

Bolehkah Berkurban dengan Berutang?

Keputusan Supartini untuk berjualan sejak 10 tahun lalu tak lepas dari kondisi ekonomi keluarganya. Perempuan asal Pemalang, Jawa Tengah tersebut dikarunia tujuh anak yang masih sekolah dan bayi. Di Ibu Kota, Supartini, suami dan tujuh anaknya masih menempati rumah kontrakan yang setiap bulannya harus membawa Rp1,6 juta.

Baca Juga:  Produksi Gerobak Wakaf Bantuan UMKM Terus Berlanjut

“Anak saya tujuh, rumah masih ngontrak. Jadi harus kerja keras,” tambah Supartini.

Optimis pendapatan bertambah

Di pandemi seperti sekarang ini, Supartini mengaku tak begitu merasakan dampak besar. Hal tersebut karena ia telah memiliki pelanggan tetap lauk matang dan kue basah olahannya. Akan tetapi, ia sempat merasakan kesulitan saat berjualan karena adanya pembatasan masuk ke perkampungan, apalagi di Jakarta yang menjadi episentrum sebaran virus.

Kini, setahun sudah pandemi melanda, namun Supartini tak berhenti optimis untuk bisa meningkatkan penjualannya. Pada Jumat (19/2/2021) kemarin, Supartini membawa sebuah gerobak sepeda yang bakal ia gunakan untuk berjualan. Gerobak tersebut merupakan buah dari wakaf masyarakat yang disalurkan ke Global Wakaf-ACT.

Baca Juga:  Cita-cita Sian Kembali Miliki Gerobak Dagang Demi Perbaiki Ekonomi Keluarga

“Kalau ada gerobak, saya bisa bawa jualan lebih banyak sama lebih jauh kelilingnya, enggak harus menenteng dagangan juga. Apalagi sekarang menjelang puasa, insyaAllah bisa dimaksimalkan,” ungkap Supartini. [Sumber : news.act.id]

Tags: Gerobak WakafWakaf GerobakWakaf Usaha Produktif
redaksi

redaksi

Related Posts

Indonesia Targets to Reduce Plastic Waste Up to 70 Percent by 2025
Nasional

Indonesia Targets to Reduce Plastic Waste Up to 70 Percent by 2025

19 Juli 2022
Penghafal Al-Qur’an di Cianjur Tidak Pernah Menyantap Daging
Nasional

Penghafal Al-Qur’an di Cianjur Tidak Pernah Menyantap Daging

8 Juli 2022
ACT Pertanyakan Keputusan Pencabutan Izin dari Kemensos
Nasional

ACT Pertanyakan Keputusan Pencabutan Izin dari Kemensos

6 Juli 2022
Permasalahan Telah Berlalu, ACT: Kami Sudah Berbenah
Nasional

Permasalahan Telah Berlalu, ACT: Kami Sudah Berbenah

5 Juli 2022
Next Post
Sepuluh Tahun Supartini Menenteng Dagangan Keliling Kampung

Penyandang Disabilitas Tetap Bertahan, Walau Kadang Tanpa Pemasukan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular News

  • snmptn unpad 2021

    Ingin Kuliah di Bandung? Ini Nilai Rata-rata Rapor SNMPTN Unpad

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Soju Halal Atau Haram? | Begini Faktanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Satukan Solidaritas! Dukung Perjuangan Muslimah India untuk Keadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sedekah Subuh | Keutamaan dan Tata Cara Lengkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dusun Bambu, Objek Wisata Alam Terfavorit di Kawasan Lembang, Bandung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hidden Gem di Bandung, Cocok untuk Libur Lebaran 2022

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keutamaan Membaca Al-Qur’an di Bulan Ramadan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
KILAS BANDUNG

© 2020 Kilas Bandung

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Kilas Bandung
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Wisata
  • Sosialita
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips

© 2020 Kilas Bandung