• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
Senin, Agustus 15, 2022
KILAS BANDUNG
  • Home
  • Kilas Bandung
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Wisata
  • Sosialita
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips
No Result
View All Result
  • Home
  • Kilas Bandung
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Wisata
  • Sosialita
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips
No Result
View All Result
KILAS BANDUNG
Home Nasional

Mengenal Sosok Usmar Ismail | Sang Bapak Film Indonesia

by redaksi
8 November 2021
in Nasional
0
usmar ismail

Sumber: Tribun News

0
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

kilasbandung.com, JAKARTA – Namanya adalah Usmar Ismail, seorang pelopor film di Indonesia yang akan mendapat gelar pahlawan nasional di Hari Pahlawan (10 November) dari Presiden Joko Widodo.

Sebelumnya, di Hari Sumpah Pemuda, Kamis (28/10), Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan akan memberikan gelar pahlawan nasional kepada Bapak Film Indonesia tersebut.

Pada pengumuman tersebut, Mahfud mengatakan akan menyerahkan gelar tersebut kepada keluarga almarhum.

Bersama dengan Usmar Ismail, terdapat tiga tokoh bersejarah lain yang mendapat gelar pahlawan di 10 November mendatang, yaitu Tombolatutu dari Sulawesi Tengah, Sultan Aji Muhammad Idris dari Kalimantan Timur, dan Raden Ayra Wangsakara dari Banten.

BACAJUGA

Indonesia Targets to Reduce Plastic Waste Up to 70 Percent by 2025

Penghafal Al-Qur’an di Cianjur Tidak Pernah Menyantap Daging

ACT Pertanyakan Keputusan Pencabutan Izin dari Kemensos

Permasalahan Telah Berlalu, ACT: Kami Sudah Berbenah

Bolehkah Berkurban dengan Berutang?

Mengenal Sosok Usmar Ismail

 tjitra usmar ismail
Sumber: Kolase Kemendikbud

Selain menjadi seorang pelopor film, sosoknya juga adalah seorang pelopor drama modern di Indonesia. Bapak Film Indonesia ini lahir pada 20 Maret 1921 di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Baca Juga:  Mau Gabung Jadi Duta Kebaikan Agen Qurban? Begini Caranya!

Ia memulai kiprahnya di dunia film ketika menjadi asisten sutradara film “Gadis Desa (1949)”. Saat itu, Andjar Asmara mengajaknya masuk ke South Pacific Corporation, sebuah perusahaan film kepunyaan Belanda.

Andjar mengajak Usmar bergabung pada perusahaan tersebut selepas Usmar bebas dari penjara akibat tuduhan subversi dari Belanda ketika ia menjadi wartawan di Kantor Berita Antara.

Di tahun yang sama, Bapak Film Indonesia itu menjadi sutradara dari film “Harta Karun” dan film “Tjitra”. Film yang naskahnya telah ia tulis dari zaman penjajahan Jepang.

 murid usmar ismail
Perfini (Sumber: Wikipedia)

Merasa tidak puas dengan hasil film yang telah ia garap, Usmar-pun membangun perusahaan sendiri, yaitu Perfini pada 30 Maret 1950.

Baca Juga:  Sosok Sultan Hamid II, Perancang Lambang Negara Indonesia yang Dianggap Pengkhianat

Di hari berdirinya Perfini, ia melangsungkan syuting film “Darah dan Doa” alias “Long March Siliwangi” di Purwakarta dan juga Subang.

Film Darah dan Doa diklaim menjadi film pertama tentang manusia Indonesia dalam revolusi. Darah dan Doa menceritakan tentang Kapten Sudarto yang sedang melakukan perjalanan Divisi Siliwangi dari Yogyakarta ke daerah Jawa Barat.

Sempat menerima kritik dari perwira Angkatan Darat akibat Darah dan Doa dianggap memberikan kesan keliru terkait perwira, akan tetapi Usmar mengklaim filmnya tidak menyorot dari sisi kepahlawanan melainkan mengambil sisi manusiawi dari seorang tentara yang masuk dalam arus revolusi.

Belajar Sinematografi di Los Angeles

 tjitra usmar ismail
Sumber: Wikipedia

Dalam buku berjudul “Film Saya yang Pertama” karya Usmar, ia mengaku tertarik dengan cerita Sudarto.

Baca Juga:  Air Minum Wakaf Dukung Antusiasme Mudik Lebaran

“Saya tertarik kepada kisah Sudarto karena menceritakan secara jujur kisah manusia Indonesia dengan tidak jatuh menjadi film propaganda yang murah,” tulisnya.

Usai menggarap “Darah dan Doa”, Usmar langsung melaksanakan produksi film keduanya dengan judul “Enam Djam di Djogja” (1951).

Satu tahun setelah film “Enam Djam di Djogja, Usmar mendapat beasiswa untuk mempelajari sinematografi di University of California Los Angeles dari Yayasan Rockefeller.

 murid usmar ismail
Sumber: Tribun News

Mengutip dari Antara News, Rohan Anwar mengatakan kemampuan Usmar menggarap film setelah mendapat kesempatan belajar di Los Angeles menjadi lebih mahir.

Selanjutnya, ia terus berkarya di dunia perfilman, ia memproduksi “Lewat Tengah Malam” pada 1954, lalu “Pedjuang” pada 1959.

Ia terus memproduksi berbagai film hingga 1970. Karya terakhirnya di tahun itu adalah “Ananda”. Kemudian Usmar Ismail menutup usia pada 2 Januari 1971.

Tags: Bapak Film IndonesiaDarah dan DOaHari PahlawanMahfud MDpahlawan nasionalUsmar Ismail
redaksi

redaksi

Related Posts

Indonesia Targets to Reduce Plastic Waste Up to 70 Percent by 2025
Nasional

Indonesia Targets to Reduce Plastic Waste Up to 70 Percent by 2025

19 Juli 2022
Penghafal Al-Qur’an di Cianjur Tidak Pernah Menyantap Daging
Nasional

Penghafal Al-Qur’an di Cianjur Tidak Pernah Menyantap Daging

8 Juli 2022
ACT Pertanyakan Keputusan Pencabutan Izin dari Kemensos
Nasional

ACT Pertanyakan Keputusan Pencabutan Izin dari Kemensos

6 Juli 2022
Permasalahan Telah Berlalu, ACT: Kami Sudah Berbenah
Nasional

Permasalahan Telah Berlalu, ACT: Kami Sudah Berbenah

5 Juli 2022
Next Post
pendaftaran pppk kemendikbud 2021

Info Terbaru PPPK Kemdikbud 2021 | Formasi, Gaji, dan Seleksi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular News

  • snmptn unpad 2021

    Ingin Kuliah di Bandung? Ini Nilai Rata-rata Rapor SNMPTN Unpad

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Soju Halal Atau Haram? | Begini Faktanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Satukan Solidaritas! Dukung Perjuangan Muslimah India untuk Keadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sedekah Subuh | Keutamaan dan Tata Cara Lengkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dusun Bambu, Objek Wisata Alam Terfavorit di Kawasan Lembang, Bandung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hidden Gem di Bandung, Cocok untuk Libur Lebaran 2022

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keutamaan Membaca Al-Qur’an di Bulan Ramadan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
KILAS BANDUNG

© 2020 Kilas Bandung

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Kilas Bandung
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Polhukam
  • Wisata
  • Sosialita
  • Komunitas
  • Ramadhan
  • Tips

© 2020 Kilas Bandung