kilasbandung.com, JAKARTA – Jan Meyer Saragih, mahasiswa Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) Insitut Teknik Bandung (ITB) merupakan wisudawan IPK tertinggi di Wisuda Pertama ITB Tahun Akademik 2021-2022.
Jan Meyer menjadi wisudawan dengan IPK tertinggi di antara 1.746 wisudawan lainnya, dengan perolehan IPK 3,98.
Sebanyak 661 wisudawan pada wisuda hybrid pertama ITB tersebut mendapat gelar cumlaude. Dikutip dari Detik, Jan Meyer mengaku tidak mengira akan mendapat gelar wisudawan dengan IPK tertinggi se-ITB.
“Setelah 4 tahun, ternyata saya bisa mendapat IPK tertinggi yang menurut saya merupakan pencapaian yang cukup baik,” tulis Meyer di laman resmi ITB.


Melalui laman resmi ITB, Jan Meyer membagikan cara belajarnya selama kuliah hingga dapat meraih IPK 3,98. Meyer mengaku tidak mudah untuk mengejar angka raihannya tersebut. Namun menurutnya, kunci kesuksesannya adalah dengan belajar.
Semasa kuliahnya, Meyer merasa dirinya tidak begitu aktif dalam kegiatan mahasiswa di luar kelas, seperti organisasi atau UKM. Sehingga, ia punya banyak waktu untuk belajar.
Daftar Isi
Mencatat materi


Meyer menyebutkan, dalam rangkaian belajarnya ia selalu mencatat materi yang dosen dan profesornya berikan di kelas.
Sehingga, saat kelas Meyer tidak hanya mendengarkan penjelasan dosen, melainkan juga mencatat materi untuk ia pelajari lagi nantinya.
Ia merasa, mencatat akan membuat proses belajarnya lebih efektif daripada hanya duduk dan mendengarkan materi kelas.
Membaca kembali catatannya


Lebih lanjut Meyer menjelaskan, ia selalu membaca materi yang telah ia catat menjelang ujian.
Meyer mengaku dengan membaca kembali catatannya dapat membantunya lebih memahami materi yang telah ia pelajari di kelas. Menurut Meyer, cara ini cukup umum digunakan oleh rekan kuliahnya.
Belajar bersama


Cara terakhir yang membantu Meyer meraih IPK 3,98 adalah dengan belajar bersama teman-temannya.
Saat belajar, ia kerap membantu teman-teman lainnya dengan mengajarkan mereka. Ia mengaku, mengajarkan ilmunya ke orang lain dapat menyegarkan kembali materi pelajaran di kepalanya.
“Saya kadang mengajarkan teman saya ketika belajar bareng, sehingga me-recall pelajarannya lagi,” tutur Meyer.


Pada tahun pertama ia berkuliah di ITB, Meyer mengaku sangat bahagia. Akan tetapi, saat memasuki tahun kedua, Meyer mulai merasa chaos dengan banyaknya tugas yang menjadi tanggungjawabnya.
“Lega telah lulus dari ITB. Akhirnya tugas akhir selesai. Bahagia juga dapat membantu orang tua saya yang telah membiayai saya sampai kuliah,” tutur wisudawan terbaik ITB ini.